
Peluncuran satelit Telkom-3 tidak ditujukan untuk mengganti satelit yang existing, tetapi
bertujuan untuk menambah atau meningkatkan kapasitas transponder existing yang saat ini
berjumlah 60 transponder (dengan rincian 36 trasponder dibawa oleh satelit Telkom-1 dan 24
transponder dibawa oleh satelit Telkom-2).
Penambahan kapasitas diperlukan karena pertimbangan dan latar belakang antara lain sejak
akhir tahun 2006 semua transponder satelit Telkom-1 & Telkom-2 telah habis untuk melayani
Telkom Group dan pelanggan lain. Untuk mengakomodasi kebutuhan transponder akibat
adanya pertumbuhan pelayanan dari pelanggan transponder, maka Telkom telah menyewa
transponder dari beberapa operator asing. Ternyata ketersediaan transponder operator asing
sangat terbatas. Berdasarkan data, estimasi demand transponder C-band di Indonesia adalah
200 transponder. Dengan demikian diestimasikan pada tahun 2011 akan terjadi kekurangan
supply transponder C-band sebanyak 42 transponder.
Satelit Telkom-3 dirancang untuk memiliki 42 transponder aktif atau jika disetarakan dengan
transponder yang memiliki bandwidth 36 Mhz, maka Telkom-3 memiliki 49 TPE (Transponder
equivalent). Tambahan kapasitas dari satelit Telkom-3 akan menjadikan total transponder yg
dimiliki Telkom menjadi 102 transponder aktif, atau 109 transponder equivalen dengan
Bandwidth 36 Mhz.
Satelit Telkom-3 akan ditempatkan pada slot orbit 118BT setelah satelit Telkom-2 terlebih
dahulu dipindahkan posisinya ke 140BT. Satelit Telkom-3 merupakan satelit terbesar yang
akan dimiliki Telkom karena jumlah transponder yang dibawa paling banyak.. Design life satelit
Telkom-3 sama dengan Telkom-1 dan Telkom-2 yaitu 15 tahun.
Proses pengadaan satelit Telkom-3 dilakukan melalui proses tender terbatas internasional
melalui pemilihan langsung yang melibatkan 7 vendor/pabrikan satelit yakni Lockheed Martin
dari USA, Loral Space System dari USA, Orbital Sciences Corporation dari USA, EADS Astrium
dari Perancis, Thales Alenia Space dari Perancis dari Eropa, NPO-PM (ISS- Reshetnev) dari
Rusia dan Great Wall China Industry Corporation (CGWIC) dari China. Dalam perjalanannya 3
vendor/pabrikan mengundurkan diri masing masing ; Lockheed Martin dari USA, EADS Astrium
dari Perancis- Eropa, dan Great Wall China Industry Corporation (CGWIC) dari China.
Setelah melewati proses evaluasi proposal teknis dan administratif maka terdapat dua peserta
tender yang lolos sampai dengan tahapan e-auction, yaitu Orbital Sciences Corporation dari
USA dan NPO-PM (ISS- Reshetnev) dari Rusia, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan e-auction
untuk menentukan pemenang. Proses e-auction dilaksanakan pada 18 Desember 2008 dan
dimenangkan oleh ISS-Reshetnev.
Penandatangan kontrak pengadaan satelit Telkom-3 dengan ISS-Reshetnev dilaksanakan pada
2 Maret 2009 di Jakarta antara Dirut Telkom Rinaldi Firmasnsyah dengan First Deputy General
Designer and General Director Mr. Victor Kosenko yang disaksikan oleh Dutabesar RI untuk
Rusia bapak Hamid Awaluddin serta Dutabesar Rusia untuk Indonesia Mr. Alexander Ivanov.
Kontrak pengadaan satelit Telkom-3 dengan ISS-Reshetnev meliputi pembuatan Satelit Telkom
3, Jasa Peluncuran, Penyediaan Perangkat Pengendali Satelit, training dan internship, dengan
mempergunakan skema In Orbit Delivery (IOD). Dengan skema IOD ini maka ISS-Reshetnev
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan segala sesuatu terkait dengan persiapan
kendaraan peluncur (launch vehicle) serta dengan satellite co-passenger serta jadwal
peluncuran dengan pabrikan kendaraan peluncur.
Kendaraan peluncur yang akan dipakai untuk peluncuran adalah proton M Breeze M buatan
Khrunichev, serta co-passenger pada saat peluncuran nanti adalah satelit Express-MD2 milik
perusahaaan telekomunikasi Rusia RSCC yang juga dibuat Khrunichev. Peluncuran satelit
Telkom-3 akan dilakukan bersama-sama dengan satelit Express-MD2 (co-passenger), sehingga
dalam peluncuran nanti harus menunggu kesiapan satelit Express-MD2 selain juga kesiapan
kendaraan peluncur Proton M- Breeze M.
Sampai dengan saat ini kesiapan kendaraan peluncur Proton M Breeze M tidak menemui
kendala atau keterlambatan, tetapi tidak demikian haknya dengan satelit Express-MD-2.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ISS-Reshetnev serta dari pabrikan pembuat satelit
Ekspress-MD2, satelit express MD-2 sampai dengan saat ini masih ada keterlambatan dalam
penyelesaiannya dan baru dapat dikirim ke Baikonur pada 25 Mei 2012.
DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
BalasHapusdicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :)
:)