
Hingga tahun 2005, Telkom telah meluncurkan 9 buah satelit yaitu satelit Palapa A1,
Palapa A2, Palapa B1, Palapa B2, Palapa B2P, Palapa B2R, Palapa B4, Telkom-1 dan
Telkom-2. Dari 9 kali peluncuran satelit tersebut, terdapat 1 kali kegagalan yaitu saat
peluncuran satelit Palapa B2, 26 Februari 1984. Satelit yang diluncurkan dengan
menggunakan pesawat ulang alik STS-11S, terkatung-katung selama 8 bulan. Pada
November 1984 satelit tersebut berhasil ditarik oleh pesawat ulang-alik Discovery dan
membawanya kembali ke bumi. Selanjutnya Satelit Palapa B2 menjadi milik perusahaan
konsorsium asuransi AS.
Tahun 2009 Telkom menandatangani kontrak pembelian satelit Telkom-3 dengan
perusahaan Rusia ISS-Reshetnev, satelit Telkom-3 akan menjadi satelit ke 10 yang akan
diluncurkan Telkom. Kendaraan peluncur yang akan dipakai adalah Proton M Breeze M
dari Baikonur Kosmodrome di Kazakhstan.
Peluncuran Satelit Palapa A1 dan A2
Pada 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu Florida Amerika Serikat
atau bertepatan dengan 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB
merupakan momentum bersejarah bagi Bangsa Indonesia.
Saat itu diluncurkan satelit komunikasi milik Bangsa
Indonesia yang kemudian diberi nama Palapa A1 dari Cape
Canaveral Kennedy Space Centre Florida AS. Roket peluncur
yang digunakan adalah Delta 2914 roket buatan McDonnal
Douglas dan ditempatkan pada orbit geostationer di posisi
83 derajat BT. Satelit tersebut mulai berfungsi sejak 16
Agustus 1976. Dan peristiwa itu menjadi tonggak penting
dimulainya era satelit di Indonesia.
Sementara satelit Palapa A-2
diluncurkan pada 10 Maret 1977
waktu Florida Amerika Serikat atau 11 Maret 1977 pukul
06.16 WIB. Roket peluncur yang digunakan adalah Delta
2914 buatan McDonnal Douglas dan ditempatkan pada orbit
geostationer di posisi 77 derajat BT.
Satelit Palapa A1 dan A2 memiliki 12 transponder aktif yang
masing-masing dapat melayani 400 sirkit atau 800 saluran
telepon, atau 1 saluran televisi dengan sinyal analog.
Satelit Palapa generasi A berbentuk silinder dengan
diameter 2,16 meter dan tinggi 2,84 meter, memiliki umur
design (design life) selama 7 tahun. Masa akhir operasi
(design life) Satelit Palapa A-1 adalah pada tahun 1983, sedangkan Palapa A-2 pada
tahun 1984.
Peluncuran Satelit Palapa B1, B2P, B2R dan B4
Dari pengalaman di lapangan ditemukan bahwa kapasitas transponder perlu
ditingkatkan karena selain untuk keperluan domestik, beberapa negara tetangga
berkeinginan menyewa. Maka ditetapkanlah pengadaan satelit
generasi Palapa-B yang lebih besar kapasitasnya.
Satelit Palapa generasi B memiliki kapasitas transponder 24
transponder aktif serta memiliki umur yang lebih panjang jika
dibandingkan dengan Palapa generasi A. Satelit Palapa B1,
B2P dan B2R selama 8 tahun, sedangkan Palapa B4 memiliki
umur yang lebih panjang lagi yaitu selama 12 tahun.
Satelit Palapa B-1 diangkut menuju orbit geostationernya di
108 derajat Bujur Timur pada 17 Juni 1983 (18 Juni 1983 pukul
18.33 WIB), oleh pesawat ulang-alik Columbia STS-7, dalam
penerbangan ke tujuh yang merupakan penerbangan komersial
ketiga. Palapa B1 adalah satelit jenis HS – 376.
Peluncuran Palapa B2 pada 26 Februari 1984 dengan
mempergunakan pesawat ulang alik STS-11S
mengalami kegagalan karena motor perigeenya tidak
berfungsi dengan baik sehingga tidak bisa mencapai
orbit geosinkron/geostasioner dan terjebak dalam
orbit rendah (parking orbit). Satelit Palapa B2 pada
waktu tersebut diasuransikan ke PT Asuransi Jasa
Indonesia (Jasindo) yang oleh Jasindo kemudian
direasuransikan ke konsorsium perusahaan asuransi
AS. Setelah melalui proses klaim selama kurang lebih
enam bulan, klaim asuransi dibayarkan dan dari
pembayaran itu Indonesia punya dana untuk memesan
satelit pengganti.
Setelah dana asuransi tersedia, Perumtel kemudian
memesan satelit Palapa B2P ke perusahaan yang sama
yaitu Hughes Aircraft company. Huruf “P” di belakang
adalah singkatan “Pengganti”, sehingga Palapa B2P
bisa diartikan sebagai satelit pengganti Palapa B2.
Satelit B2P diluncurkan pada 21 Maret 1987 pada pukul 06.18 WIB dengan roket Delta
6925 dari Cape Canaveral Florida dan kemudian menempati slot orbit 113 derajat BT.
Sementara itu setelah terkatung-katung selama 8 bulan, pada November 1984 satelit
Palapa B2 berhasil ditarik oleh pesawat ulang-alik Discovery dan membawanya kembali
ke bumi. Satelit Palapa B2 tersebut kemudian menjadi milik perusahaan konsorsium
asuransi AS.
Untuk mempersiapkan satelit pengganti Palapa B1 yang telah berkurang usia
operasinya, satelit Palapa B2 dibeli kembali olah Indonesia dan kemudian diberi nama
Palapa B2R yang kemudian diluncurkan menggunakan roket Delta II pada tanggal 14
April 1990 dan ditempatkan pada slot orbit 108 derajat Bujur Timur. Huruf “R” di
belakang B2 merupakan singkatan “Recovery”.
Untuk menggantikan Palapa B1 yang akan habis masa operasinya di 118derajat BT maka
Telkom memutuskan untuk membeli satelit Palapa B4, yang kemudian diluncurkan pada
14 Mei 1992 (waktu Indonesia) dari Cape Canaveral Florida AS dengan menggunakan
roket Delta 7925.
Dalam era Palapa-B ini banyak permintaan sewa transponder dari negara negara
tetangga sesam anggota ASEAN untuk menyewa satelit kepada Indonesia. Bahkan 3
tahun sejak peluncuran palapa A, beberapa negara ASEAN sudah menyewa transponder
untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi domestiknya masing-masing, diantarnya
adalah Filipina, Malaysia, Thailand dll. Di era Palapa B inilah Indonesia mulai merambah
manca negara dalam bisnis satelit dan perannya sebagai pengelola jasa satelit kian
diperhitungkan oleh masyarakat dunia.
Peluncuran Satelit Telkom-1
Satelit Telkom-1 merupakan kelanjutan dari generasi palapa B, karena pengelolaan
satelit generasi Palapa C diserahkan ke PT. Satelindo. Hal ini menjadikan Telkom hanya
mengoperasikan dua satelit generasi B yakni Palapa B2R dan Palapa B4. Total
kapasitas transponder kedua satelit tersebut adalah 48 transponder.
Peluncuran satelit Telkom-1 bertujuan untuk
menggantikan satelit Palapa B2R yang sudah habis
masa operasionalnya, dan ditempatkan pada slot orbit
10b BT. Satelit Telkom-1 memiliki kapasitas yang lebih
besar dibandingkan dengan Palapa generasi B yaitu 36
transponder aktif, terdiri dari 24 transponder standard
C band dan 12 transponder Ext. C band. Design life
satelit Telkom-1 juga lebih lama yaitu sudah mencapai
15 tahun.
Proses pengadaan satelit Telkom-1 dilakukan melalui
proses tender terbatas internasional yang diikuti oleh
Hughes Communication Int., Lockheed Martin, Matra
Marconi, Aerosspatiale dan Loral SS. Proses Tender dimenangkan oleh Lockheed Martin
dari Amerika Serikat.
Penandatanganan kontrak antara Telkom dan Lockheed Martin dilakukan pada 26 Maret
1997, yang meliputi pengadaan satelit Telkom-1 beserta perangkat pengendaliannya
yaitu Augmentation of Master Control Station (AMCS), training, internship serta launch
support.
Untuk kendaraan peluncur Tim Pengadaan Satelit Telkom-1 juga melakukan tender
terbatas yang kemudian dimenangkan oleh perusahaan Arianespace asal Perancis untuk
menyediakan jasa peluncuran satelit Telkom-1. Penandatanganan dilakukan oleh Dirut
Telkom waktu itu, AA Nasution dengan Sales and Marketing Director Arianespace,
Phillipe Berterottierre pada 10 Maret 1997.
Peluncuran Satelit Telkom-2
Peluncuran satelit Telkom-2 bertujuan untuk
menggantikan satelit Palapa B4 yang sudah
habis masa operasionalnya, dan
ditempatkan pada slot orbit 118 BT. Satelit
Telkom-2 memiliki kapasitas yang sama
dengan Palapa B4 yaitu 24 transponder
aktif yang semuanya merupakan standard C
band transponder. Design life satelit
Telkom-2 sama dengan Telkom-1 yaitu selama 15 tahun.
Proses pengadaan satelit Telkom-2 dilakukan melalui proses tender terbatas
internasional yang diikuti oleh Boeing Space System dan Orbital Sciences Corporation
keduanya dari USA. Proses Tender dimenangkan oleh Orbital Sciences Corporation.
Penandatanganan kontrak antara Telkom dan Orbital Sciences Corporation dilakukan
pada 24 Oktober 2002, yang meliputi lingkup pekerjaan sebagai berikut; Satelit (On
Ground delivery): dikirim ke launch site 18 bulan terhitung sejak Full Program Start (FPS
yaitu 1 Mei 2003), menempatkan satelit pada Orbit 118 BT setelah berhasil diinjeksikan
oleh kendaraan peluncur, Pembuatan AMCS (Augmentation of Master Control Station)
untuk pengendalian satelit dengan jadual pengiriman ke Cibinong 14 bulan terhitung
sejak Full Program Start (FPS), Training Program, diselesaikan paling lambat 17 bulan
terhitung sejak FPS, Internship program untuk 7 orang personil Telkom selama satu
tahun, On Site Support di SPU Cibinong selama 6 bulan.
Untuk kendaraan peluncur Tim Pengadaan Satelit Telkom-2 juga melakukan tender
terbatas yang kemudian dimenangkan oleh perusahaan Arianespace asal Perancis untuk
menyediakan jasa peluncuran satelit Telkom-2. Penandatanganan dilakukan oleh Dirut
Telkom waktu itu, Kristiono dengan Direktir General Arianespace Jean-Yves Le GALL
yang dilakukan pada 8 November 2002.
Perkembangan Bisnis Satelit Telkom
Pada tahun 1993, pemerintah mulai melakukan
deregulasi bidang usaha satelit dengan menyetujui
serbuah perusahaan swasta yakni PT. Satelindo
untuk menjadi operator satelit. PT. Satelindo inilah
yang menjadi operator satelit sekaligus juga
operator seluler sesuai ijin yang diberikan
pemerintah kepadanya. Satelit palapa B2P dan para
pelanggannya kemudian diserahkan Telkom
kepada perusahaan yang baru tersebut.
Setelah tahun 1993, Telkom masih
mengoperasikan 2 buah satelit, Palapa B2P dan
Palapa B4 dan tetap terus memasarkan usaha
satelitnya. Namun demikian, pada periode
tersebut negara-negara yang tadinya tidak
memiliki satelit, mulai membangun satelit
nasionalnya masing-masing. Thailand memiliki
Thaicom, malaysia memiliki Measat serta
Hongkong dengan Asiasat. Kondisi demikian
berdampak pada angka penyewaan satelit
untuk luar negeri dari 55% pada tahun 1992 menjadi hanya 35% pada tahun 1995.
Namun hal ini tidak berarti bahwa bisnis atelit
tak lagi sebaik tahun-tahun sebelumnya. Karena
faktanya penurunan sewa satelit oleh luar
negeri tersebut diimbangi dengan
meningkatnya permintaan jasa penyeawaan
satelit di dalam negeri.
Untuk menanggapi permintaan tersebut,
Telkom berupaya mengubah starteginya
dengan cara membuat segmentasi
pelanggannya. ***redaksi
DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
BalasHapusdicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :)
:)